Hai.. aku tau kamu menyapa dari “sana” padahal kini aku
tidak tau lagi keberadaanmu.
Iya, aku tau itu. Tak peduli seberapa percaya dirinya aku,
karena aku merasakan itu.
Halo.. kau menyapa ku dalam mimpi. Ada apakah?
Sekedar rindukah dirimu dengan aku atau timbulkah rasa
penyesalanmu?
Pede? Iya memang aku begini adanya, mungkin kamu sang tokoh
tak akan bilang aku terlalu percaya diri kan. Ah.. sudah mengaku saja.
Jika memang benar begitu hati kecil mu pasti mengakui,
karena aku dan kamu yang tau persis bagaimana cerita kita kala itu jadi kamu
pun pasti akan mengatakan “tak mengapa aku begitu pede nya”.
Ada sedikit harapmu agar aku mengetahui bukan?
Sebetulnya aku tak tau lagi bagaimana caranya kau menyapa ku
saat ini. Gemetarkah bibirmu menyebut nama ku? Atau dalam sujud kah kau
menyebut nama ku? Atau mungkin ketika hendak kau memejamkan mata kau sebut nama
ku dengan perlahan seraya mengucapkan “selamat tidur”.
Dan jujur saja, itu bukan lagi urusan ku, tidak ada rasa
khawatir sebetulnya dalam benak ku. Namun, apakah sebegitu kebetulannya jika
aku memimpikan mu selama satu bulan PENUH?
Semesta pasti becanda kalau sekebetulan ini.
Hai, jika memang ingin menyapa ku maka sapa lah. Maaf lah
bung jika aku memang agak cuek dan judes. Bukan kah kau tau memang sedari dulu
aku seperti itu? Aku tidak pernah menolak jalinan silaturahmi atau bahkan jika
kau masih ingin bercerita dengan ku. Tak mengapa. Saya sudah menjadi orang yang
sangat ramah sekarang,
Namun aku punya batasan.
Memang seharusnya begitu bukan?
Tergesa-gesa? Atau ceroboh? Ah aku tidak tau. Aku tak paham
apa faktor yang membuat kau memutuskan itu. Itu urusanmu.
Kini aku berdiri sesuai dengan doa dan harapan mu dulu.
Kau tau? Semesta itu tidak pernah diam, semesta tidak pernah
becanda, semesta yang paling tau apa yang terjadi pada tiap-tiap insan. Jadi,
berterima kasih lah pada semesta karena sudah menyampaikan pesan mu kepada ku.
Walaupun aku tidak paham betul.
Aku tidak akan banyak tanya tentang mu, aku hanya ingin
mendengarkan dan mencoba memahami.
Meskipun harus semesta yang bercerita.
0 comments: