(Reupload) Berdamai Dengan Diri Sendiri

Kali ini saya mau cerita sedikit saja, mungkin suatu saat bisa saya baca ulang dan menjadi reminder saya.

Mungkin selama ini tulisan saya tidak melulu tentang cerita menyenangkan, entah mengapa sepertinya cerita tentang perjalanan hidup yang terbilang cukup "menguji". Tidak seperti di media sosial saya lainnya yang begitu ekspresif soal 'happy' saja. Saya lebih suka menuangkan perjalanan hidup yang saya bilang agak menguji atau katakanlah 'mengeluh' disini.

Tentu, pernah dong setiap insan berada dititik terendah, titik tersulit, titik terburuk, dsb. Dan saya rasa saya sudah mencapai titik itu (sepertinya). Pernah marah dengan keadaan? Tentu pernah. Manusiawi.

Pernah berontak? Pernah
Sedih, kecewa, lelah, salah langkah, gagal, atau bahkan hampir terjerumus dikeputusan yang salah pun pernah saya lalui.

Ya, diusia saya yang masih sangat muda ini.
Pasrah, namun saya tidak pernah menyerah!

Saya pernah kecewa dengan beberapa orang, menyalahkan "kalau saja ia... kalau saja begini.. kalau saja begitu.." ya pernah sekali. Menyalahkan beberapa orang itu yang saya anggap adalah mereka penyebab penderitaan yang saya alami saat itu.
Katakanlah begitu.

Memang tidak ada obat medisnya, karena sakitnya tidak terdiagnosa.
Namun kau tau? Obatnya adalah DIRIMU SENDIRI.

Saya, berhasil berdamai dengan diri saya sendiri, memaafkan DIRI SENDIRI itu adalah hal terpenting. Kau tau, ALLAH itu maha baik, karena DIA tau AKU MAMPU, AKU KUAT. Itu lah doa ku, aku tidak minta dimudahkan tapi aku mohon pada-Nya agar DIKUATKAN.

Keluarkan segala tangis, cacian, makian, amarah, kekecewaan, kesedihan, ketidakmampuan DIRI SENDIRI, cukup dengan diri sendiri.

Resapi saja apa yang pernah dilalui, segala bahagia, sakit, sedih, kehilangan, dll. Setelah itu mohon kepada diri sendiri dengan meminta ridho Allah tentunya.

Saya berjanji pada diri saya bahwa SAYA BISA. HARUS BISA!!

Semua itu perjalanan, apapun yang sudah dilalui masuk ke dalam album masa lalu yang tidak pernah boleh dilupakan, karena itulah sejarah diri. Tanpa itu, kita tidak terbentuk seperti sekarang ini.

Siapa yang menyangka saya bisa disini saat ini seperti ini? Bahkan, mungkin orang tua saya saja tidak pernah menyangka walaupun beliau yang senantiasa mendoakan.

Sembuhkanlah dirimu terlebih dahulu, berdamailah dengan dirimu sendiri. Selalu positif, berfikirlah sehat, jangan pernah gegabah. Ada beberapa hal yang akhirnya saya pahami, mungkin bisa dibilang lebih bijak saat ini.

Dan yang saya temui jawabannya adalah keluarga. Saya sedikit berhasil, tentu hanya sedikit. Dengan usaha dan keringat saya juga doa keluarga, saya bisa membuktikan dan membuat sedikit bangga. Saya lakukan tanpa henti. Anak gadis ini, ya aku bisa!

Saya selalu berharap untuk bisa jadi manusia yang bermanfaat dan berguna untuk banyak orang. Saya tau Allah punya jalan itu, maka selalu saya dituntun-Nya.

Resna, berterima kasih lah dengan segala rasa ini, susah payah yang dilalui tentu tidak akan pernah sia-sia, selalu membuahkan hasil. Tak apa orang mau bilang bagaimana dan seperti apa, mereka tidak memakai pena yang saya pakai, cerita kami tidak sama.

Hingga segala rasa kehilangan harapan sampai kehilangan sosok ke berbeda dimensi, mungkin mereka tak paham itu.

Sakit tentu sakit tetapi tidak ada sakit yang abadi, setiap insan berhak merdeka dan akan merdeka dengan perjuangan diri.

Terima kasih untuk semua orang disekeliling saya, yang pernah kenal saya, ketemu saya, atau bahkan yang belum bertemu dengan saya namun sudah kenal. Kalian pena-pena dalam hidup saya.

Kalian telah memberi warna