Di benak kalian, tidur di keloni pasti akan bikin tambah
nyaman dan pules kan? Betul sekali. Tapi, kali ini aku mau cerita yang justru
sebaliknya. Ini pengalaman pribadi aku beberapa tahun yang lalu.
Malam itu, aku tidur di keloni
Siapa kah yang ngelonin aku?
*********
Malam itu, sehabis aku ujian kenaikan sabuk (Taekwondo) aku
pulang larut malam. Untuk aku yang waktu itu masih SMP tentu sudah sangat telat
sekali aku sampai ke rumah. Memang, waktu itu aku agak ngelantur tidak langsung
pulang.
Setibanya aku di rumah yaitu pukul 21.30 WIB, ayah aku di
ruang tengah sedang nonton TV, mamah sama ade aku tentu udah tidur di kamar.
Saat aku udah selesai masukin kendaraan, aku langsung ke kamar tanpa cuci kaki
dan cuci muka, ya tuhan diriku. Lalu aku dengar ayah ku masuk ke kamar
tidurnya, lampu ruang tengah pun mati.
Dan aku sudah tidak sadar lagi apa yang terjadi.
**********
Tiba-tiba gelisah di tengah tidur, jam dinding di kamar
serasa meledek gambar di tengah jarumnya. Dan terdengar suara kursi stainless di
ruang tengah beradu dengan lantai, beberapa kali.
Ku coba cari tau ada apa di dalam rumah ku ini karena
hawanya sudah tidak enak, seperti ada yang tidak beres. Ku telusuri ruangan
demi ruangan sampai membawa ke kamar anak ku. Dan apa yang aku dapati membuat
aku kaget bukan kepalang.
Anakku sedang di keloni di pangkuan yang sepertinya wanita
ku lihat, rambutnya panjang tak terlihat sampai mana batasnya, bajunya putih,
mukanya pucat matanya hitam, menoleh ke arahku. Di pojokan kamar anakku sedang
di elus-elus seperti di buat pulas dalam tidurnya.
Apa yang ku lihat ini?
Anakku tidak bangun dalam pelukan makhluk lain, tidak bergerak sama sekali.
Aku bacakan doa menurut kepercayaanku, tak juga mbaknya
pergi. Lalu ku ambil wudhu dan gelar sajadah di kamar anakku, ku laksanakan
sholat, ya aku sholat di depan anakku yang masih di keloni sosok mbak-mbak yang
entah dari mana datangnya.
Sepanjang aku sholat, mulai dari benda-benda jatuh, kursi
yang terus bergeser dengan bunyi-bunyinya, hingga teriakkan mbaknya ku rasakan,
namun aku harus menyelesaikan sholatku demi anakku.
Aku dzikir dengan tasbih yang ku lingkarkan di tanganku.
Dengan menyebut nama tuhan ku yang maha kuasa ku beranikan
diriku untuk menarik rambut mbaknya lalu kubawa ke luar kamar anakku agar
menjauh, ku buang mbaknya ke dalam lubang wastafel seraya membaca doa. Tak lama ia kembali muncul dan
masih berada di sebelah anakku dengan posisi yang bebeda, duduk di sebelah
anakku yang tertidur dan belum bergerak.
Kali ini dengan amarah ku tarik kembali rambut mbaknya dan
ku buang ke closet, lalu benda-benda yang berada di atas mulai berjatuhan. Setelah
ku pastikan mbaknya terbuang, ku langsung berlari ke kamar anakku ku kalungkan
tasbih di tanganku ke leher anakku, ku buka kitab dan ku taruh di sebelah
anakku tidur. Ku ambil air segelas dan ku bacakan doa, ku ciprati anakku tapi
tak juga bangun dari tidurnya.
Ku sholat dan memohon kepada sang kuasa agar anakku
kembali-baik saja.
Alhamdulillah…… terima kasih Tuhan mengabulkan doaku
*****
Pagi hari ku bangun ku rasa ada yang tak biasa, heran, ada
tasbih di leherku, ada al quran dan yasin-yasin di samping ku dan di perutku. Di
sebelah ku ada segelas air dan ada kertas bertuliskan “bismillah, di minum”,
lalu ku minum dengan bismillah tentunya.
Ketika keluar kamar mamah ku tersenyum dan bertanya dari
mana aku semalam, ku ceritakan lalu ku bertanya ada apa tapi tak juga di beri
tahu ada apa.
Ada yang aneh…
Lalu… aku baru tahu kejadian ini setelah seminggu lebih,
mamahku baru bercerita kepadaku soal malam itu.
Ku ingat kembali saat ditanya malam itu merasakan apa? Tak ku
ingat lagi saat itu, yang jelas aku tidur dengan sangat pulasnya.
Positifku, mungkin karena aku kecapean.
Tapi aku tidak tahu, aku membawa mbaknya itu dari mana. Tapi
aku ingat, kala itu aku memang merasa membonceng sesuatu saat pulang, ku
belokkan spion ke arah belakang jok motor namun tak ada apapun. Apakah aku
benar membonceng mbaknya?
0 comments: