Halo! Selamat datang di blog Resna Karina, ini adalah tulisan ku yang masih perlu banyak perbaikan, pembelajaran dan jauh sekali dari kata sempurna. Feel free untuk berikan masukkan dengan meninggalkan komentar. Enjoyed!

Pernah kau rasa dunia seakan berhenti berputar? Tak berpihak, tapi hanya pada dirimu saja?  Beberapa tahun yang lalu...... ***...

Masih Adakah Makna Setia?


Pernah kau rasa dunia seakan berhenti berputar? Tak berpihak, tapi hanya pada dirimu saja? 

Beberapa tahun yang lalu......



************


Aku bersama seseorang, dalam binar-binar kasmaran. Kebetulan aku adalah pribadi yang agaknya sedikit cuek. Tak mengapa bagiku untuk tidak terus berkabar dan bertemu.

Bahagia rasanya, ku dapatkan hari-hari baru saat bersamanya. Semangatku seakan terus terisi entah darimana asalnya. Tidak ada rasa lelah saat aku bersamanya. Ya seperti itulah gambaran remaja yang sedang kasmaran.


Lalu.....



Hari itu.... sudah beberapa waktu tanpa kabarnya, kebetulan saja aku sengaja ingin menghampirinya tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Dengan riangnya "pasti dia terkejut aku datang!".

Sepanjang perjalanan ku menerka-nerka akan seperti apa nanti ekspresinya jika tiba-tiba aku muncul di hadapannya. Simpul senyum kecil tergambar di wajahku.

Sesampainya aku, agaknya aneh kurasa. "Bukan, itu bukan milik ku" batin ku berkata. Ku dapati flatshoes cokelat, tentu itu milik seorang perempuan. Mulai bergetar tubuhku. Dalam sekejap khayalan ku tadi sepanjang jalan, hilang sudah.

Kuberanikan diri untuk membuka pintu, terkunci. Ku ketukan perlahan tanda bertamu. Ku tunggu...


*Bunyi bukaan kunci pintu*


Begitu ku dapati wajahnya yang menatapku tampak kami berdua yang sama-sama kagetnya. Mungkin ia yang lebih terkejut. Ku geser kepala untuk mendapatkan pemandangan apa yang ada di belakang tubuh besarnya.

Ada seorang perempuan, benar saja flatshoes cokelat itu ada pemiliknya.



Tiba-tiba saja kupingku berdengung dengan kuatnya
Hangatnya darah mengalir begitu sangat terasa
Nafasku seketika sesak
Namun air mata ku tidak ikut akan euforia itu. Tidak satu tetes pun

Kurasa seakan mau mati
Detak jam sungguh seperti terasa berhenti
Seakan semuanya tak berpihak padaku kala itu
Dalam sesaat aku seperti tidak bisa merasakan dunia di sekitarku

Sedang apa mereka? Mengapa merapihkan pakaian yang di pakai?
Mengapa mereka berdua di dalam kamar?
Ada apa dengan mereka? Dan siapa wanita ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu hanya ada di dalam benakku saja.

Ku layangkan senyuman ku

"Bersama siapa kau kesini?" itu yang keluar dari mulutnya

"Bagaimana kabarmu? Keluarga mu?" ia lanjut dengan jelas.

Seraya senyum "Mereka semua baik, aku baik. Aku pamit pulang" jawabku, lalu aku bersalaman dengannya, juga dengan perempuan itu, ku tersenyum padanya lalu aku pergi.

Tidak, aku tidak mau emosi ku keluar memuncak
Aku berterima kasih sekali pada diriku dapat membuktikan dengan elegannya

Ku melenggang pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun walau hatiku hancur
Begitu di jalan, tangisku pecah, remuk tak karuan. Amblas sudah rasanya hati ini

Tak kupercayai dunia ini



Dan apa yang ku lihat seolah ku tak percaya
Apakah ini mimpi?
Buyar konsentrasiku di jalan sampai ku nyaris jadi hantaman kendaraan lain. Syukur, aku masih terjaga.

Pecah tangisku, kemana harus ku mengadu? Dalam tangis ku atur nafasku sambil membatin: Tuhan, inikah yang namanya pengkhianatan seperti yang orang-orang ceritakan?



***********


Habis sudah segelas Caramel Latte pesananku. Simpul senyum ku layangkan kepada teman yang pamit meninggalkan ku serapinya bercerita dari kedai kopi seraya melambaikan tangan. Doa kecil ku layangkan, kuat dan bahagia selalu kawan.

0 comments: